Selasa, 26 November 2013

Selingkuh Itu 'Indah'
Naksir orang lain saat Anda sudah memiliki pasangan? Semua itu perasaan yang wajar. Hal ini bahkan juga bisa muncul saat Anda sudah menikah dan hidup mapan bersama seorang suami. Yang bahaya tentu saja kalau Anda mewujudkan perasaan ini dengan melanjutkannya menjadi sebuah perselingkuhan.

CLEO akan memberi tahu Anda cara untuk menikmati perasaan ini tanpa harus terjebak dalam sebuah affair di dunia nyata. Here are ten reasons why they're good for you and why you should enjoy and stop worrying...

1.    Improve your sex life
Organ seksual terbesar terbesar manusia adalah otak. Naksir dengan seseorang membuat otak Anda selalu aktif. Bagusnya, ini bisa meningkatkan gairah cinta Anda. Everybody wants to feel sexy again. Tapi masalahnya hasrat seksual Anda biasanya menginginkan hal baru. Dan ini tidak mudah untuk diwujudkan jika Anda sudah hidup bersama pasangan selama bertahun-tahun. Nah, untuk itulah, mengagumi pria lain – yang berarti Anda tidak perlu bersikap obsesif dan serius -  bisa membuat hubungan Anda dan pasangan (secara fisik) tumbuh lagi. Tapi ingat ya, pasangan Anda tak perlu tahu soal ini. After all, it's not like you're really sleeping with someone else, is it?

2.    Membuat Anda selalu merasa muda
Apa yang lebih indah dibanding saat melihat senyum manis si dia yang sedang Anda taksir? Bahkan jika Anda tidak mengenal dan tidak pernah saling kontak fisik dengan pria itu, naksir pada seseorang membuat Anda merasa muda dan lebih hidup.

3.    Membuat Anda bersemangat
Meskipun Anda sudah memiliki pasangan dan – ehm, perasaan tertarik kepada ‘orang lain’ datang agak sedikit terlambat, tetap akan membuat Anda pasti lebih bersemangat. Bersemangat kerja, bersemangat tampil sebaik mungkin, pokoknya bersemangat hidup! Kalau semangat ini memberi efek positif bagi hidup Anda, mengapa Anda harus takut dengan perasaan ini?

4.    Membuat pasangan Anda bersemangat
Ini pasti Anda alami saat sedang naksir seseorang: Anda berusaha tampil lebih oke. Sebetulnya sih Anda tampil seperti itu gara-gara naksir seseorang, tapi pasangan Anda justru merasa perubahan itu dilakukan untuknya. But don't overdo it! Jika ia tahu Anda dandan untuk orang lain, hal ini bisa membangkitkan rasa cemburunya. Jadikan ini sebagai peringatan bagi pasangan Anda bahwa ia memiliki seorang pasangan yang masih menarik perhatian bagi banyak pria, jadi dia harus lebih ‘menjaga’ Anda dengan sangat hati-hati.

5.    Sebagai pembuktian
Anda mungkin sudah menikah, bertunangan, atau in a longterm relationship, tapi sangat penting untuk selalu diingat, ini bukan berarti hidup Anda menjadi datar! Tertarik pada orang lain menunjukkan kalau Anda masih hidup, in lovely way of course. Mengagumi pria lain sebetulnya tidak masalah, asalkan tidak membuat Anda seolah memiliki ijin untuk melakukan flirting. Semuanya itu hanya boleh berlangsung dalam pikiran saja.

6.    Membuat kerja menjadi lebih menyenangkan
Apa yang lebih menyenangkan dibanding naksir seseorang di tempat kerja? Hal ini bisa membangkitkan semangat Anda setiap pagi mulai dari bangun tidur, sarapan, sampai akhirnya cepat-cepat berangkat ke kantor. Then you see him and realize why!

7.    Berfantasi itu sehat dan perlu
Secara psikologis, berfantasi dalam hidup adalah hal yang baik. Manusia berfantasi untuk membuat hidup lebih menarik. Manusia butuh kesenangan supaya tidak bosan dengan rutinitas sehari-hari. Pada akhirnya, si pria impian ini bisa membuat Anda tidur nyenyak. Yah, anggap saja Anda sedang melatih kelincahan otak berimajinasi …

8.    Tidak akan ada rasa kecewa
Jika hanya ada dalam kepala, Anda bisa berfantasi apa saja soal hubungan ini. Dia akan tetap menjadi prince charming untuk selamanya, tanpa takut tiba-tiba berubah menjadi ‘pangeran kodok buruk rupa’.

9.    Bebas dari selingkuh
Affair dalam kepala Anda lebih aman dibanding selingkuh yang sebenarnya, kan? Asalkan tidak mempengaruhi sikap dan tindakan Anda kepada pasangan asli, tentunya berfantasi tentang pria lain ibaratnya seperti selingkuh tanpa rasa bersalah, tanpa rasa sakit, dan tanpa penyesalan. So, enjoy!

10.    Menikmati kembali masa muda tanpa rasa takut
Well, Anda bisa kembali lagi ke masa-masa itu, dalam kepala Anda tentunya – dan merasakan kembali indahnya masa muda tanpa perlu merasa takut. Dulu, jatuh cinta pada seseorang dan tahu tidak akan pernah mendapatkannya bisa membuat Anda sedih. Namun saat Anda dewasa seperti sekarang ini, Anda tahu betul apa yang Anda mau dan apa yang harus dilakukan!

Disiplin anak kurang?

Mendisiplinkan Anak merupakan sebuah tugas bagi orang tua yang tidak bisa di anggap mudah apalagi sepele. Tugas ini merupakan sebuah tugas berat bagi orang tua ketika anak telah tumbuh dewasa. Untuk itu sebaiknya kita biasakan medisiplinkan anak sedari dini sehingga ketika anak-anak kita sudah tumbuh kelak sudah terbiasa hidup sebagaimana apa yang telah diajarkan ketika kecil.
Karena kesibukan orang tua yang padat seringkali dalam hal-hal tertentu yang berkaitan dengan masalah anak-anak cenderung diserah terimaka pada seorang pembantu. Dan perlu kita sadari atau tidak latar belakang pembantu itu sendiri terkadang kita belum mengetahuinya apalagi dengan masalah pendidikan.
Di negeri kita cenderung pembantu berpendidikan rendah mungkin juga jarang ada yang mau jadi pembantu jika mereka berpendidikan setingkat mahasiswa. Meskipun tidak semua demikian akan tetapi bisa dibilang rata-rata.
Nah dari sini hendaknya kita bias berfikir dengan masalah komunikasi juga tingkat kedisiplinan anak ketika anak-anak kita berada pada orang yang tidak memahami dengan masalah kedisiplinan itu sendiri.
Jangan beranggapan anak masih kecil belum tahu apa-apa, entar kalau sudah dewasa juga tahu sendiri. Anggapan yang demikian merupakan sebuah kesalahan besar bagi orang tua. Sebenarnya sedari dalam kandungan anak-anak sudah di ajarkan berdisiplin meskipun kita sendiri tidak menyadarinya. Perlu di ingat juga berdisiplin baik waktu dan lainya merupakan sebagian dari masalah edukasi dini.
Sebetulnya bagaimana sich cara mendisiplinkan anak secara benar itu ? berikut ikuti dan simak selengkapnya :
1. Tegas
Jika Anda melarang anak-anak untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang masuk akal, dengan memberikan penjelasan dan bimbingan padanya. Anak jaman sekarang pasti tidak akan mau menerima alasan seperti, “Jangan duduk di depan pintu, pamali!” Atau, “Jangan main terlalu sore, nanti diculik Kalong Wewe!” Beritahu alasannya, kenapa dia tidak boleh duduk di depan pintu atau bermain sore-sore, menjelang malam.
2. Janganlah Plin Plan
Pada dasarnya, Si Kecil akan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitu pun jika Anda dan pasangan bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Misalnya, Anda tak setuju dia melompat-lompat di tempat tidur, sementara pasangan Anda membiarkannya. Hal ini hanya akan membuat dia bingung, akibatnya dia jadi mengabaikan ketidaksetujuan Anda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan pasangan agar anak-anak jadi mudah dalam bersikap.
3. Kompromi
Anak-anak tak selalu bisa mengatasi dan membedakan antara persoalan yang besar dan kecil. Sesekali, berkompromi dan mengertilah diri mereka. Tindakan kompromi akan membuat anak-anak menjadi lebih mudah menghadapi persoalan yang lebih besar nantinya. Misalnya, jika dia lalai menengok ke kiri-kanan saat akan menyeberang jalan, lain kali dia tak akan begitu lagi. Jika Anda keberatan dengan sikapnya, nyatakan dengan jelas. Misalnya, “Berhentilah melempar-lempar mainanmu, Nak!” Tapi, jangan katakan, “Hei, mainannya jangan dilempar-lempar, dong!”
4. Beri Bimbingan
Jika anak Anda mengobrak-abrik buku dari lemari yang ada di ruang keluarga, katakan saja, “Maukah kamu berhenti ‘bermain’ buku? Baca saja, ya di kamarmu?” Jika dia tak memedulikan perkataan Anda, dengan cara yang lembut namun tegas, Anda bisa membimbingnya ke kamar dan katakan padanya, dia boleh kembali ke ruang keluarga jika mau mendengarkan kata-kata Anda.
5. Beri Peringatan
Jika anak tahu aturan yang telah Anda buat, pada usia tertentu, Anda hanya perlu bertanya padanya, ketika melakukan pelanggaran. Dia akan langsung merasa segan pada Anda, karena ada konsekuensi atau sangsi yang harus diterimanya segera, setelah pelanggaran dibuat. Jika Anda sudah terbiasa membuat batasan peringatan sampai hitungan 5, kali ini kurangi sampai hitungan ke 3, sehingga anak akan belajar untuk segera mengubah sikap setelah diberi peringatan.
6. Beri Alasan
Jika anak bermain-main dengan benda tajam, Anda tentu harus lebih berhati-hati memperingatinya. Terangkan dengan bahasa yang jelas dan sederhana, apa yang akan Anda lakukan dan sebutkan alasannya. Misalnya, “Mama simpan pisaunya ya, Sayang, nanti bisa melukai tanganmu!” Atau, “Mama minta kamu jangan main air ya, nanti lantainya menjadi licin dan bisa bikin kamu nanti terjatuh.”
7. Jangan Tunda Hukuman
Jika Anda ingin menghukum anak yang tidak disiplin, hukumlah segera setelah Anda tahu dia tidak disiplin. Jangan sampai Anda menunda memberi hukuman padanya. Sebab, anak-anak tidak akan mau menerima hukuman beruntun atau mengulangi kesalahan. Berilah hukuman yang mendidik, seperti menyapu lantai, merapikan tempat tidur, tidak main play station atau barbie, atau membersihkan kamar mandi.
8. Tetap Tenang
Marah sambil berteriak, membentak, atau menceramahi anak tanpa henti, akan membuat Anda menjadi orang yang melakukan tindak kekerasan verbal terhadap anak. Tindakan ini justru bisa merusak rasa penghargaan diri pada anak Anda. Akibatnya, anak jadi tidak memiliki rasa pede di ahdapan orangtuanya.
9. Bertekuk Lutut
Menunduklah saat berbicara pada Si Kecil, terutama saat memberi kritikan padanya. Tekuklah lutut Anda atau ambil posisi duduk di hadapnnya, agar pandangan mata Anda sejajar dengannya. Dengan sikap seperti ini, Anda tak perlu merasa khawatir akan kehilangan respek darinya. Justru sebaliknya, dia akan semakin menghormati dan menghargai Anda sebagai orangtua.
10. Jangan Ceramah
Ajaklah Si Kecil ngobrol dan berdiskusi, dari pada diceramahi panjang lebar. Meskipun tampaknya pernyataan ini tidak bernada keras, seperti, “Sudah berkali-kali Mama bilang …” Atau, “Setiap saat kamu kok …”, tetap memberi kesan seolah-olah dia ditakdirkan untuk selalu mengecewakan Anda, apapun yang dia perbuat.
Cobalah gulirkan pertanyaan-pertanyaan seperti, “Merokok, kan, enggak baik untuk anak-anak, ya?” Atau, “Apakah kamu suka jika temanmu mengganggu terus di sekolah, Nak?” Kritiklah sikapnya, jangan salahkan dirinya.
11. Tunjukkan Sikap Positif. Terlalu banyak waktu Anda yang terbuang jika hanya mengkritik sikap buruk Si Kecil. Sebaliknya, Anda jadi kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap positifnya. Ada kalanya, sesekali Anda perlu mengucapkan, “Mama senang, lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula.”
12. Bermain Bersama
Jika sempat, tak ada salahnya Anda meluagkan waktu sebenatr dan ikut bermain-main denganyya. Buatlah permainan bernuansa perlombaan semacam “siapa cepat dia dapat.” Permainan ini akan melatih anak Anda bertindak cepat setelah ada aba-aba dari Anda, atau yang dia ucapkan sendiri.
13. Hindar Rasa Jengkel
Belajarlah untuk memaklumi hal-hal yang bisa memicu anak kesal dan jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman ini dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan, saat Anda terlalu menuntutnya berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit. Minimalisasi kondisi-kondisi yang membuatnya tidak nyaman ini untuk mengurangi kejengkelan pada anak.
14. Jangan Menampar!
Tamparan keras yang Anda berikan di wajahnya, akan berpengaruh buruk bagi diri anak, juga Anda. Anak yang pernah ditampar orangtuanya akan merasa lebih menderita, dari pada perasaan tidak dihargai atau depresi sekalipun. Tindakan ini pun sekaligus bisa mengajarkan, secara tidak langung pada anak, untuk menyelesaikan segala persoalan dengan cara kekerasan.
15. Jangan Menyuap
Jangan membiasakan memberi uang atau hadiah kepada anak saat Anda memintanya untuk mengerjakan atau melarang sesuatu. Kebiasaan seperti ini bisa membuat anak jadi tidak mau mengerjakan atau menghindari sesuatu, jika belum diberi uang atau hadiah.
16. Bersikap Dewasa
Bersenda gurau dengan cara melucu berlebihan, dengan menggigiti atau menarik-narik rambut anak Anda, untuk menunjukkan rasa sayang, merupakan tindakan yang salah. Bersikaplah sewajarnya, sebagai orang dewasa seperti menggenggam tangannya, memeluknya, atau memberi ciuman di kedua pipi atau kepalanya.
17. Hadapi Rengekan
Katakan kepada anak-anak untuk tidak merengek saat meminta sesuatu dan tegaskan pula, Anda tidak akan mengabulkan permintaannya jika disampaikan dengan cara merengek atau menangis. Kecuali, jika dia meminta sesuatu dengan sikap yang manis dan sopan.
18. Contoh Baik
Jika suatu kali anak Anda pernah memerogoki Anda sedang berdebat dengan pasangan tanpa menggunakan kekerasan, dia akan meniru sikap baik itu. Tapi, jika Anda dan pasangan bertengkar dengan saling menghina, memukul, atau berteriak, anak Anda akan meniru sikap-sikap buruk itu di kemudian hari.

Cara Mengatur Keuangan?

Cara Mengatur Keuangan ?

Cara Mengatur Keuangan. Problem dasar keuangan memanglah sering menjadi permasalah utama didalam kehidupan sehari-hari terutama bagi yang sudah berkeluarga. Tidak jarang kita akan kesulitan dalam mengatur keuangan dalam waktu sebulan baik untuk mengatur keuangan sendiri apalagi yang berkaitan dalam urusan rumah tangga. Bagaimana tidak, dalam mengatur keuangan pribadi saja kadang tidak sesuai bahkan bisa jadi habis di pertengahan bulan padahal kita belum mengalokasikan perencanaan lain, yang mungkin lebih penting ketimbang kebutuhan yang ada.
Dengan kebutuhan hidup yang semakin meningkat, di ikuti pula pola hidup konsumtif maka menejemen keuangan harus benar-benar diperhatikan, dengan memprioritaskan hal atau kebutuhan utama terlebih dahulu daripada kebutuhan lain yang bersifat sementara dalam jangka pendek. Jika dalam hal ini Anda menyepelekan sudah dipastikan keuangan dengan kondisi yang pas-pasan akan berantakan diluar jalur anggaran.
Bagi yang masih hidup sendiri alias bujangan mungkin tidak akan menjadi masalah dalam masalah keuangan, walaupun biaya hidup semakin hari bukannya semakin sedikit, akan tetapi tidak bisa di pungkiri, malah sebaliknya. Meskipun demikian mengatur keuangan dengan bijak dan cerdas merupakan keharusan yang mesti kita lakukan agar terbiasa setelah melampaui masa muda dan masuk dalam kancah kehidupan rumah tangga.
Tidak sedikit berawal dari masalah keuangan, kerap jadi pemucu ketidak harmonisan dalam berkeluarga, bukan saja dari pendapatan mereka yang pas-pasan namun bagi yang berpendapatan besar pun jika tidak pandai dalam menejemen keuangan maka akan bernasip serupa. Kondisi demikian akan diperburuk jika Anda bedomisili di kota dengan tingkat dasar kebutuhan yang jauh berbeda ketimbang kita bertempat tinggal di desa.
Di desa kita bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari yang menyangkut urusan perut atau makanan dan kebutuhan lain seperti air tidak harus membeli alias gratis, sedangkan dikota besar ? coba ada, tidak yang cuma-cuma, air juga sayuran harus membeli belum lagi kebutuhan lainnya.
Pada intinya sebenarnya tidak akan menjadi problem, baik dalam masalah keuangan juga yang lain, sendainya kita pandai dan terbiasa dalam memenejemen hal tersebut, baik masalah keuangan maupun juga dalan hal lainnya. tapi pola penerapnanya yang terkadang sulit dilakukan.
Nah, Jika selama ini kita tidak terbiasa dan masih sulit juga dalam menjalankan manajemen dalam masalah keuangan, ada baiknya silahkan simak hal-hal pokok yang perlu dilakukan berikut ini :
1. Pahami Portfolio Keuangan
Kita harus mengetahui berapa uang tabungan, uang bayar listrik, uang kebutuhan untuk makan setiap bulan, uang untuk bayar kartu kredit, dan juga lainnya.
2. Menabung
Sebaiknya uang yang kita dapat dari bekerja, langsung kita masukkan ke dalam tabungan. Contohnya 30 persen dari penghasilan harus ditabung. Jangan sampai kita berpikir seandaunya ada kelebihan keuangan baru kita menabung dari uang sisa kebutuhan kita. Hal ini tidak akan pernah berhasil.
Kita harus menabung terlebih dahulu, kemudian uang yang menjadi sisa tadi digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita. Apabila rekening tabungan kita masih menjadi satu antara uang yang harus disimpan untuk masa depan dan untuk kebutuhan sehari-sehari maka akan lebih baik dipisahkan saja. Bukalah rekening tabungan sendiri-sendiri. Jadi, kita tidak akan mengganggu keuangan yang harus kita simpan untuk keperluan masa depan atau hal yang bersifat mendadak lainnya.
3. Budgeting
Penganggaran sangat penting untuk mengatur keuangan kita. Rencanakan semua pengeluaran secara objektif, tidak usah terlalu ideal hingga kebutuhan salon, liburan, dan lainnya harus di cut. Tapi memang yang paling utama adalah rencanakan keuangan untuk yang benar-benar menjadi kebutuhan bukan cuma sekedar keinginan.
4. Mencatat Pengeluaran
Mencatat pengeluaran bisa membantu kita untuk melihat lagi pengeluaran-pengeluaran kita. Ini bisa menjadi bahan untuk pengeluaran besoknya. Apabila pengeluaran hari ini ternyata melebihi anggaran, maka pengeluaran kemudian hari harus bisa lebih disesuaikan lagi.
5. Hindari Hutang
Sebisa mungkin kita harus menghindari kebiasanan pola hidup dengan ketergantungan dengan hutang. Jalani hidup sesuai kemampuan yang ada jangan yang lebih dari kemampuan kita. Kartu kredit dan cara berhutang lainnya harus betul-betul di hentikan. Apalagi kartu kredit untuk kegiatan konsumtif harus segera di tinggalkan.
         6. Investasi
         Cara Mengatur Keuangan yang satu ini juga harus dilakukan untuk masa depan yang lebih 
         baik   lagi. Saat ini banyak sekali jasa-jasa perusahaan yang menawarkan investasi.
         Konsultasikan keinginan anda untuk berinvestasi dengan orang yang berada sesuai di bidang
         tersebut agar investasi Anda.